Harus Banyak Bersyukur

Sumber : http://irrasistible.wordpress.com/2012/05/11/gandhi-inspired/

Sebelum berangkat ke Studio, pagi ini dimulai dengan menelfon mama dan papa, menanyakan kabar meraka,  kemudian ngobrol panjang lebar se-jam-an, yang alhamdulillah membuat saya diingatkan lagi satu hal, bahwa hidup ini harus banyak-banyak bersyukur.

Jika boleh bercerita, saya  lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Mama dan Papa bekerja sebagai PNS biasa. Bukan Pejabat Eselon, bukan pewaris tujuh turunan, apalagi pengusaha konglomerat. Namun Alhamdulillah, sejak saya lahir, Allah mengaruniakan rizki yang melimpah kepada segenap keluarga, sehinga kita bisa hidup berkecukupan tanpa kekurangan.  Allah memberikan kesehatan melimpah sehingga kita tidak pernah mengidap penyakit kronis aneh-aneh dan dikaruniai  berbagai kemudahan dalam hidup sehingga rencana demi rencana dapat berjalan dengan berbagai kelancaran.

Dari obrolan  dengan kedua orang tua, terutama mama ( I love you so much), saya tersadarkan bahwa setiap  pilihan profesi yang saat ini diambil dan dijalani oleh setiap orang pada dasarnya tidak akan terwujud jika keadaan sekitarnya tidak mendukung. Apakah itu memilih menjadi entrepreneur (pengusaha), pegawai perusahaan,  guru, dosen, desainer, pemulung, supir , tukang becak, penambang atau apapun ,  selama pekerjaan itu halal, semua itu sesungguhnya pekerjaan yang baik adanya.  setiap orang pasti memilih untuk mengambil pilihan tersebut tidak terlepas dari situasi di sekitar mereka.

Saya bersyukur sekali, hingga detik ini Allah memberikan berbagai kemudahan jalan sehingga saya bisa menuntut ilmu hingga jenjang perguruan tinggi. Walaupun bukan dari keluarga berada, namun berkat kerja keras orang tua, dukungan keluarga , sanak saudara, teman-teman, guru-guru, beasiswa  dan bebagai jalan-jalan lainnya,  ada saja yang memudahkan hingga bisa kuliah sampai S2 seperti sekarang. Banyak teman-teman ataupun saudara saya yang punya cita-cita ingin kuliah, namun karena keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga begitu tamat SMA, mereka harus langsung bekerja. Ada juga yang sudah kuliah namun kuliahnya tidak bisa diselesaikan karena berbagai persoalan. Ada juga yang baru masuk kuliah, tapi karena Allah memanggilnya, sehingga sudah sampai ajalnya, perjalanan hidupnya harus berakhir di usia belia. Ada juga yang sudah bisa menikah di usia yang cukup muda.  Ada juga teman saya yang terlilit persoalan hidup yang pelik, sehingga hidupnya harus berakhir dengan cara yang tidak diridhoi Allah. Ada juga yang kini telah selesai kuliah dan  bekerja di berbagai instansi bergengsi di Indonesia. Dan ada juga yang lain-lain.

Saat ini saya amat bersyukur karena orang tua dan keluarga mau bersabar , menghargai dan mendukung pilihan saya untuk mengambil jalan sebagai entrepreneur (pilihan yang penuh resiko & hanya Allah yang tahu entah kapan suksesnya). Karena pada awalnya keluarga berharap bahwa begitu lulus kuliah saya melamar ke perusahaan, punya kepastian ekonomi dll. Namun saya malah mengambil jalan nyeleneh , hinga saya sampai ke titik ini.

Namun dibalik itu semua saya menyadari bahwa, saya pun bisa kekeh untuk menjalani pilihan ini (sebagai entrepereneur) karena memang lingkungan sekitarnya memang mendukung untuk itu. Baik itu keluarga yang men-support, terus punya teman-teman seperjuangan dengan otak dan skill brilliant , dekat dengan lingkungan universitas, maupun lingkungan yang memang kondusif untuk itu. Jika boleh berandai-andai, jika situasinya tidak demikian, mungkin saya tidak punya pilihan ini dan harus menjalani hidup dengan pilihan yang lain.

Jadi jika boleh disimpulkan, apapun profesi  yang kita jalani, pada dasarnya semua itu adalah yang terbaik buat kita. Jadi jalanilah dengan niat yang lurus, ikhtiar yang benar dan bersyukurlah pada Allah dan lingkungan sekitar kita, terutama kedua Ibu Bapak yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan kesabaran tiada tara.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan mengabdi selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…  – Al-Isra [17:23]

Advertisement

Published by

Dody Dharma

I am a postgraduate researcher at Visualization and Computer Graphics Group , School of Computing , University of Leeds. I am also a member of the Informatics Research Group at Institut Teknologi Bandung – Indonesia.

4 thoughts on “Harus Banyak Bersyukur”

  1. Entah saya tidak paham ceritanya. Sebuah notifikasi dari Linked-in yang membawa saya ke blog ini melalui sebuah link. Saya pun tidak paham bagaimana pula saya bisa terhubung dengan Bung Dody melalui Linked-in. Akan tetapi, apapun muasalnya, saya ingin memberi komentar terhadap tulisan anda.

    Terus-terang, ketika membaca tulisan ini, saya seperti tersentak dari rutinitas saya. Kurang lebih, latar belakang keluarga kita tidak jauh berbeda. Saya pun sempat memikirkan hal yang sama seperti yang ditulis dalam blog ini. Melalui tulisan anda, saya seakan kembali diingatkan untuk bermuhasabah, merenungkan kembali (flash back) awal perjalanan saya hingga sampai ke tahap yang saya jalani saat ini. Begitu banyak pula hal yang patut saya syukuri.

    Saya sekarang berpikir, apakah mungkin karena begitu banyak hal yang dikejar, begitu banyak hal yang ingin diraih, hingga saya lupa bersyukur kepada Allah dan semua orang-orang yang telah mendukung saya? Hingga saya begitu sering mengeluhkan setiap hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya? Saya bahkan lupa untuk melihat keadaan orang-orang di bawah saya, karena mata saya selalu tertuju ke hal-hal tinggi yang ingin dicapai. Saya cukup menyesali hal itu, kembali karena membaca tulisan ini.
    Tiba-tiba saya teringat dengan ucapan ibunda ketika pertama kali saya dilepas untuk sekolah di Jakarta. Ibu saya (dan tentunya ibu-ibu yang lain) berpesan untuk jangan pernah meninggalkan shalat, jangan lupa untuk terus berzakat. Tapi karena begitu sibuknya saya memikirkn hal yang terlalu duniawi, saya kadang melupakan pesan itu. Akhirnya saya paham apa esensinya. Ketika shalat, kita akan terus mengingat Tuhan (Allah), dan dengan berzakat, maka esensi lain yang diperoleh selain mensucikan harta, adalah agar kita selalu mensyukuri keadaan kita karena banyak di luar sana yang bahkan sulit untuk makan sekali sehari. Pesan lain ibu saya adalah apapun keadaan kita, kita harus tetap bersyukur. Tidak peduli apakah kita dalam keadaan senang, jatuh, gagal, atau melarat sekalipun. Dan hal itu yang ingin saya sampaikan ke Bung Dody, (dan ingin kembali mengingatkan diri sendiri), bahwa rasa syukur itu tidak hanya saat keadaan senang. Mari sama-sama belajar dan berbenah diri!

    Saya kagum dengan Bung Dody yang sudah berani hidup dengan pilihannya sendiri serta berani pada semua risiko. Semoga Allah meridhoi jalan anda dan mengantarkan anda menuju puncak kesuksesan. Tapi sekali lagi, jika telah berada di atas, maka jangan pula anda lupakan orang-orang yang berada di bawah anda. (Saya akan tunggu berita mengenai temuan anda di media massa.)

    Akhir kata, terima kasih untuk tulisan yang bermanfaat ini. Semoga Rabb, Dzat Yang membolak-balikkan hati, senantiasa menetapkan hati kita di jalan Dien-Nya. Amin.

Apa pendapat Anda?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.